Hati hati Terhadap Modus Jual Beli Kayu, berharap untung Tapi Buntung

Rabu, 25 Maret 2020

Foto Sukamto saat muat kayu jati di salah satu swamil di Palas Pekanbaru.

Pekanbaru, ( merahputihterkini.com) Penggelapan usaha bersama bisa dilakukan oleh siapa saja, hal ini dialami oleh Karim warga Pekanbaru, yang tergiur peluang usaha jual beli kayu rakyat. Dugan Denggelapan dilakukan oleh oknum yang kurang bertanggung jawab yang bernama Sukamto warga bayas jaya kecamatan Kempas tepatnya di jalan dekat lapangan didepan polpos bayas.

Adapun kronologi usaha bersama adalah Karim sebagai pemodal membeli kayu jati masyarakat dan Sukamto sebagai pengelola untuk menjual kayu jati ke salah satu pabrik di Cirebon Jawa barat.

Berbagai halangan dalam pengiriman kayu jati terjadi akibat tidak profesional lisme nya ekspedisi yang dicarikan oleh Dewi, hingga Karim tekor lebih dari tiga jutaan, namun kayu yang dikirim satu mobil yang di perkirakan 15 meter kubik juga tidak dibayar lunas oleh pabrik, Karim masih percaya juga dengan Sukamto yang akrab di panggil kamto.

Kemudian di awal Desember 2019 kamto mengirim kayu 1 mobil lagi dan di terima oleh Jono warga Banten yang oleh kamto di sampaikan bahwa Jono orang dari pabrik.

Setelah pengiriman kayu jati kedua kamto minta diantar ke kampung halamannya di desa bayas dengan alasan ingin menjenguk anankya, dan akan berangkat ke Cirebon untuk mengurus pengiriman kayu jati tersebut. Namun hingga berita ini di naikan kamto sulit dihubungi oleh karim

Upaya menghubungi sudah dilakukan dengan berpesan ke adik kamto di samping pos polisi bayas namun tidak mau mengubungi Karim.

Bahkan setelah mengirim dana rp.6.750.000 an Sukamto sama sekali tidak bisa di hubungi, padahal usaha kayu jati tersebut Karim berhutang membangun kepercayaan kepada kawan kawannya.

Menurut salah satu teman yaitu maryanto warga Kemang manis kecamatan rengat barat, anaknya yang pernah kerja mengangkat  kayu beberapa tahun hingga hari ini juga tidak di bayar.

Bahkan salah satu oknum aparat yang tinggal di pekantua juga sampai hari ini belum dibayar dengan menggadaikan BPKB.

Sedang di Pekanbaru, Singgih Supriadi juga membantu menggadaikan BPKB mobil dan merasa di bohongi 

Menurut Karim juga masih punya hutang ke pemilik kayu bernama pak Widodo, sebesar 3 jutaan.

Dan sebenarnya banyak teman teman yang menyarankan untuk melaporkan penggelapan usaha bersama ini ke polisi, namun saat beberapa kali berkunjung kerumah orang tuanya Karim belum tega, karena menganggap orang tuanya sangat baik.