Wartawan Rohil - net
BAGANSIAPIAPI - Menjadi Keresahan tersendiri, apa tidak ! wartawan sebagai kuli tinta berjerumus setiap hari dalam mencari berita yang tidak lain menayangkan kegiatan pemerintah daerah setempat. supaya kegiatan pemerintah setempat di ketahui khalayak ramai (publik). namun sayang, perhatian Pemerintah Rohil terhadap anggaran Media tidak sebanding dengan berita yang diekspos oleh media itu tersendiri.
Sembari memberi apresiasi atas perhatian Pemda Rohil melalui Diskominfitik yang telah memberikan bantuan lewat kegiatan setiap tahun melalui Iklan, Advertorial, dan Galeri cetak ataupun online. namun pemberian yang di beri dalam 3 atau 4 tahun belakangan ini sangat mengores hati masing-masing para media. karna sangat minim dan tidak sebanding dengan pekerjaan dilakukan atau biaya operasional yang di keluarkan.
"Wartawan ini manusia biasa, memiliki tangungan dan sebagainya. bukan malaikat. jadi wajar media ingin minta perhatian soal anggaran. yang notabenenya untuk mengenalkan potensi daerah ke khalayak ramai. kedepan siapapun Bupati terpilih bagaimana anggaran untuk media ini di perhatikan dan jangan di turun atau di kurangkan. kalau dapat di tingkatkan, karna ini juga untuk kesejahteraaan para kuli tinda dan media di Rohil,"Ungkap Ketua Persatuan Jurnalis Indonesia (PJI) Kabupaten Rokan Hilir, Dahrin, Sabtu (12/9).
Dirinya juga menekankan, Selama ini Pemkab Rohil lewat Diskominfotik sangat minim memberikan bantuan kegiatan kepada para media dan wartawan, yang alasan setiap tahun tidak ada anggaran, pemotongan anggaran. itu saja terus alasan. sehingga para media dan wartawan di Rohil menjadi resah ditambah beban hidup yang cukup tingi.
"Bayangkan, bukan kita tidak bersyukur. dalam setahun hanya dapat bantuan lewat kegiatan Iklan, Galeri atau Advertoirial cuma 1 diantara 3 kegiatan itu. tidak lebih. di mana dalam 1 tahun itu ada 2 kali pencairan, setiap 1 kali pencairan itu semua warawan dan media cuma dapat 1 kegiatan. inikan sudah mengkuatirkan, jadi kedepan kalau dapat mohon mohon sangat di perhatikan,"tegasnya.
Salah satu Wartawan Rohil, Azhar di dampingi wartawan lainya juga mengaku, beban hidup wartawan tingi dan biaya operasional media juga sangat tingi. Lagipula sudah menjadi rahasia umum gaji wartawan sebagian besar masih sangat jauh dari standar kebutuhan minimum meskipun wartawan selama ini paling “ribut” kalau upah buruh di bawah UMR. dan Ini realita. Selama ini ekonomi keluarga wartawan banyak ditopang oleh isterinya yang mencari usaha tambahan misalnya berjualan, bekerja di perusahaan dan lain-lainnya.
"Jadi wajar la kalau wartawan diberi perhatian lebih, semasa Kabag Humas Syamsul Kidul Wartawan dan Media di Rohil cukup membanggakan, karna setiap pencairan wartawan dan media mendapatkan 3 atau 4 kegiatan sekali pencairan, sehingga bisa menompang ekonomi keluarga. kalau sekarang menelan air ludah setiap pencairan hanya 1 kegiatan, belum lagi wartawan yang dapat uang itu di bagi kepada pimpret nya sekian persen, jadi dapat apa, dan media operasionalnya juga tingi” ujarnya.
dan ianya juga berpesan, kepada Pemda Rohil lewat Diskominfotik jangan membeda-bedakan wartawa dan media, apalagi orgnisasi medianya. karna namanya profesi wartawan tiada lain untuk mempermosikan kegiatan pemda yang positif lewat media, baik cetak maupun online atau elektronik.
"apalagi membeda bedakan soal liputan, sianu meliput sianu tidak. itu tidak boleh. walaupun ada wartawan lain tidak meliput, namun beritanya tayang dengan minta sama kawan sama-sama wartawan atau mengambil media lain itu tidak masalah. pada intinya berita kegiatan pemda yang dinilai bagus dan postif di terbitkan atau di tayangkan ke media, bisa jadi wartawan tidak 24 jam bersama Bupati namun karna ada pekerjaan lain, namun intinya potensi daerah terangkat,"jelasnya.(rd/dikutip trikriau.com)