A.Karim, Mempertanyakan Keberanian Tokoh masyarakat Riau keturunan Jawa Berkompetisi di Pilgubri

Mencermati, Kejelian Politik Tokoh IKJR Mendorong ketua umum dan Kader Mencari Calon Kepala Daerah Pada Pemilu Serentak

Fhoto, mbh Gigih Wakil ketua Umum Himpunan Masyarakat peduli Transmigrasi Nasional

Pekanbaru, Merahputihterkini. Com, Beberapa waktu yang lalu, wartawan Media Online merahphutihterkini. Com menjumpai Akhlakul Karim Tokoh Transmigrasi Nasional asal Riau  disalah satu restoran di dekat kantor media harian Nasional dijalan Imamunandar pekanbaru, prihal wawancara tentang Minimnya Para tokoh keturunan Jawa yang Percaya diri maju pada pilkada Gubernur dan wakil gubernur riau tahun 2024.

Menurut Akhlakul Karim yang juga ketua PKP Riau, masyarakat jawa Riau ini memang populasi nya banyak, tapi mental petarung menjadi kepala daerah kurang, terutama Maju sebagai Gubernur, kemudian tingkat keberanian mengatasi resiko politik juga kurang, beda jaman pak suriyadi khusaini, Topan andoso yakin, mereka berani menjadi ketua partai dan menjadi ikon dan kebanggaan di partai dan masyarakat, hari ini mari kita lihat siapa yang menjadi ketua partai di tingkat provinsi, atau sekertaris sangat minim, mengapa hal ini saya sampaikan karena selain uang, yang sangat menentukan dalam mengikuti pertarungan Demokrasi itu adalah Ketua partai, itu kendaraan, kemudian langkah selanjutnya adlah kekuasaan politik, siapa yang punya tanya Karim? Yang punya hanya pak sukiman bupati dua priode di rokan hulu, dan tokoh muda Riau Yopie arianto mantan bupati 2 priode, tapi  riak riak Yopie maju sudah ada, sebagai fungsionaris partai nasdem, sementara pak sukiman belum ada riak nya untuk mendaftar ke partai politik, padahal pak sukiman saya lihat dalam rekaman acara halal bihalal ikatan keluarga Jawa Riau, sudah memberi sinyal, ada atau tidak dukungan para tokoh Jawa Riau   namun hingga beberapa hari menjelang penutup pendaftaran calon di beberapa partai ditutup belum ada kabarnya. 

Saya sebagai orang keturunan jawa menanyakan apa masalah nya? Kok ketuanya menyampaikan bahasa isyarat dua kali telah menjabat bupati tidak di per tegas maju di pilkada Gubernur Riau. Bagi saya yang dua puluh tahun lalu mendobrak ke egoan otonomi kebablasan jujur sangat miris minimnya keberanian tokoh jawa maju menjadi bakal calon gubernur maupun wakil Gubernur Riau, tutup Akhlakul Karim sekertaris jenderal perkumpulan Masyarakat Transmigrasi yang juga ketua umum Himpunan Masyarakat Peduli Transmigrasi Nasional ini.  

Sedangkan menurut sigit atau yang akrab dipangil Mbh Gigih, menilai bila masyarakat jawa bersatu, jangankan untuk wakil Gubernur tapi Gubernur pun kita bisa mendudukan kader dan tokoh Keturunan Jawa, kuncinya  adalah jer Basuki mowo beo, kompak dan menguwong ke uwong, dan tidak meras besar dan paling hebat. 


[Ikuti Merahputihterkini.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar