Pemko Pekanbaru dan Kedubes Inggris Kerja Sama Bangun Sistem Transportasi Lewat Program FCIP
PEKANBARU – Kota Pekanbaru merupakan salah satu dari enam kota di Indonesia yang menjadi percontohan pelaksanaan program Bus Rapid Transit (BRT). Pengembangan BRT ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas warga dan mengurangi kemacetan di Pekanbaru. Sistem transportasi massal yang efisien dan modern ini juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi kota. Upaya Pemko Pekanbaru ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik dalam maupun luar negeri. Salah satu pihak yang berniat memberikan bantuan kepada Pekanbaru untuk mewujudkan transportasi massal yangefisien dan modern adalah Pemerintah Inggris.
Melalui Kedutaan Inggris di Jakarta, Pemerintah Inggris menawarkan kerjasama FUTURE CITIES INFRASTRUCTURE PROGRAMME (FCIP). Senin (18/11/2024), rombongan dari Kedutaan Inggris yang terdiri dari Oscar Thurley, Jeremy Gorelick, Elhan Cara, Sandra Sahelangi dan Elbert Len melakukan pertemuan dengan Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru untuk membahas kerja sama tersebut. Pihak Kedutaan Inggris menyatakan komitmennya untuk membantu Pemko Pekanbaru mewujudkan green transportation (GT) atau transportasi ramah lingkungan. Green Transportation merupakan sistem pergerakan dan konektivitas dalam suatu kawasan perkotaan yang mengunakan layanan transportasi yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) atau emisi gas buang sisa pembakaran. Program Future Cities itu sejalan dengan program kinerja Kemenhub yang tertuang dalam RPJMN 2020-2024, selain untuk meningkatkan konektivitas perkotaan melalui penyediaan angkutan umum massal, yang juga memiliki berkontribusi pada penurunan emisi gas buang (dekarbonisasi) di sektor transportasi.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru, Yuliarso, pihaknya menyambut baik tawaran pihak Kedutaan Besar Inggris tersebut untuk menindaklanjuti program kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia sebelumnya dengan pihak Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Indonesia. Kerjasama yang dimulai tahun 2017 itu akan berakhir pada bulan Desember 2024. Kementerian Perhubungan mengaku telah banyak terbantu oleh pihak GIZ. Pasalnya, GIZ Indonesia telah memberikan panduan dan masukan bagi pengatur kebijakan terkait implementasi BRT di enam kota, yaitu Bandung, Surabaya, Semarang, Batam, Makassar, dan Pekanbaru.
Kerja sama FCIP dengan Kedubes Inggris akan dilaksanakan dalam beberapa tahapan. Tahapan pertama yang akan berlangsung dari Oktober 2024 hingga Maret 2025 meliputi; satu, pembentukan pipeline proyek dengan fokus pada satu sektor (transportasi). Kedua, memperlibatkan pemangku kepentingan dengan pemerintah pusat dan kota-kota terpilih. Ketiga, penilaian lanskap investor. Keempat, analisis kesenjangan dan dukungan untuk proyek percontohan dan terakhir pembelajaran dari pengalaman dan perencanaan ke depan. Tahapan kedua, setelah Tahun pertama (April 2025 dan seterusnya), langkah-langkah yang dilakukan meliputi; evaluasi pipeline proyek dengan mempertimbangkan dukungan multi-sektor/yang lebih luas serta melanjutkan dukungan untuk proyek terpilih pada Tahun 1.
Kemudian terus membangun kapasitas institusional di kota-kota Indonesia untuk pembiayaan infrastruktur iklim dan inovatif, membantu memajukan proyek infrastruktur iklim yang didukung menuju financial close. FCIP juga menawarkan Analisis keuangan dari proyek percontohan, menguji asumsi yang dibuat pada tahap studi kelayakan (FS) serta meninjau potensi aliran pendapatan dan faktor komersial lainnya yang teridentifikasi. Mereka juga akan melakukan identifikasi investor dari lanskap regional dan global yang mereka ketahui tertarik pada proyek seperti ini. FCIP juga menghubungkan investor potensial dengan sponsor proyek, termasuk meningkatkan kesadaran tentang jenis informasi yang harus disediakan oleh sponsor proyek dan pertanyaan yang perlu dijawab.
Tulis Komentar