Aksi Damai Wartawan, Ini Penjelasan Dari Diskominfo Rohul
Rohul - Beberapa jurnalis (wartawan) yang bertugas di Kabupaten Rokan Hulu menggelar Aksi Damai di depan kantor Bupati, menuntut evaluasi terhadap kinerja Diskominfo yang diduga merugikan mereka dengan pembayaran tidak sepenuhnya dilakukan.
Aksi ini, yang disebut sebagai Gabungan Wartawan Terzolimi (Gawat), menyoroti ketidakpuasan terhadap pembayaran adv wartawan.
Salah satu wartawan yang juga bertugas di Kabupaten Rohul, Kaliun Siregar, menyatakan bahwa aksi damai adalah hak semua orang yang diatur dalam undang-undang.
Namun, ia sangat menyayangkan adanya aksi ini, mengkritik kebijakan Diskominfo yang dipandang memicu pemotongan anggaran. Menurutnya, tidak ada wartawan yang benar-benar terzolimi, karena pembayarannya berdasarkan anggaran.
Kendati pembayaran adv tidak dilakukan pada bulan Januari dan Februari, itu disebabkan oleh ketidakcukupan anggaran, bukan diskriminasi terhadap wartawan.
"Diskominfo sudah netral dalam pembagian adv dan galeri, tanpa memandang wartawan yang aktif meliput atau tidak," katanya. Rabu (08/05/2024).
Untuk itu, Ia berharap kepada rekan-rekan wartawan yang bertugas di Rohul harus saling memahami sehingga ke depannya kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Saat di konfirmasi ke Diskominfo Rohul, Kadis Diskominfo Rohul H. Sofyan mengatakan hal yang sama, bahwa selama ini tidak ada perbedaan di antara para wartawan yang kontrak dengan Diskominfo.
"Kita sudah berusaha sebaik mungkin untuk para wartawan yang kontrak dengan Diskominfo, dan kita juga tidak ada membeda-bedakan, tapi lantaran anggaran kita saat ini tidak mencukupi makanya kita buat kebijakan seperti yang di tuduh kan," ujarnya.
Lebih jelas lagi Kadis menyampaikan, semua para wartawan yang kontrak di Diskominfo di bayarkan secara menyeluruh dengan arti kata dapat satu dapat semuanya, tidak ada yang tidak di bayarkan.
Lanjutnya, para wartawan yang bertugas di Rohul juga bukan satu atau dua orang saja, bahkan yang terdata ada 200 media, sementara yang bekerja sama 162 Media.
"Kalau masalah pemotongan yang dua bulan itu, karena anggaran kita tidak mencukupi, jadi macam mana biar semua dapat, itulah yang harus kita bagi rata," pungkasnya mengakhiri.
Tulis Komentar